Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran Sejauh 1.100 Meter

Yogyakarta – Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah mengeluarkan awan panas guguran sejauh 1.100 meter ke arah hulu Kali Gendol pada hari Senin, 01 Juli 2019.

Melalui akun Twitter resminya yang dipantau di Yogyakarta, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menuturkan bahwa luncuran awan panas guguran Merapi terjadi sekitar pukul 06:13 WIB mempunyai amplitudo 75 mm dan durasi 110 detik.

Menurut pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) pada pukul 00:00-06:00 WIB, tiga kali guguran lava juga terpantau turun dari Gunung Merapi dengan jarak maksimum 600-850 meter ke hulu Kali Gendol.

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran Sejauh 1.100 Meter  (channelrakyat.com)
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran Sejauh 1.100 Meter (channelrakyat.com)

Selain guguran lava, selama masa itu Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) juga merekam 17 gempa guguran dengan amplitudo 2-24 mm dan durasi 38.44-86.08 detik dan satu gempa fase banyak dengan amplitudo 4 mm serta durasi 9.44 detik.

Hasil pengamatan visual memberitahukan asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dengan tinggi 15 meter di atas puncak kawah. Angin di gunung tersebut bertiup lambat ke arah barat dan barat. Suhu udara 11-15.8 derajat Celsius, kelembaban udara 49-80 persen, hingga tekanan udara 628.4-709.1 mmHg.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memberitahu warga untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Sehubungan semakin jauhnya jarak luncur awan panas guguran Merapi, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) juga mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kesiapsiagaan.

Masyarakat juga dihimbau untuk tidak terpancing rumor-rumor  perihal erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti petunjuk aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi atau kantor BPPTKG, maupun lewat media sosial BPPTKG.

via Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran Sejauh 1.100 Meter

credit by #913

Indonesia Nantikan Hasil Usai Ditutupnya Sidang MK

Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) mengakhiri sidang kelima sengketa Pemilihan Presiden 2019 yang di mulai pada hari Jumat pukul 09.00 Waktu Indonesia Barat serta baru berakhir pada sekitar pukul 22.15 Waktu Indonesia Barat.

Sidang di tutup dengan pembacaan surat An-Nisa ayat ke 35 dari tim Badan pemenangan Nasional (BPN) Prabowo – Sandi serta surat An – Nisa ayat 58 oleh ketua MK, yakni Anwar Usman.

“Terus terang saya merasa terharu dan terima kasih, suasana persidangan yang luar biasa dan ditonton oleh rakyat Indonesia, bagaimana kekeluargaan terbentuk di sini,”ucap Anwar di lansir Antara News.

“Sudah selesai dan tidak ada lagi hal-hal yang tersisa, dengan demikian sidang selesai dan ditutup,” ucap Anwar sembari mengetuk palu tiga kali tanda di tutupnya sidang di gedung MK, Jakarta.

Indonesia Nantikan Hasil Usai Ditutupnya Sidang MK
Indonesia Nantikan Hasil Usai Ditutupnya Sidang MK

Sebelum ia menutup sidang tersebut, Anwar juga sempat menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh pihak yang turut terlibat dalam sidang serta menyatakan bahwa ia sungguh terharu atas suasana sidang yang baginya sangatlah luar biasa.

“Terus terang saya merasa terharu dan terima kasih, suasana persidangan yang luar biasa dan ditonton oleh rakyat Indonesia, bagaimana kekeluargaan terbentuk di sini,” ujar Anwar.

Anwar mengucapkan jika sesudah sidang tersebut selesai, apa yang terjadi pada ruang sidang akan langsung di bahas, sudah dia sampaikan pada awal sidang jika sidang ini adalah sidang peradilan cepat.

“Sehabis sidang ini ditutup mungkin kita akan langsung RPH (Rapat Permusyawaratan Hakim), kami akan berdebat dari apa yang bapak-bapak suguhkan di hadapan kami memang sangat berat, ya tujuannya seperti yang saya katakan mencari kebenaran, mencari keadilan,” lanjutnya.

Dengan berakhirnya sidang MK ini, maka di harapkan keadilan atas sengketa Pilpres 2019 akan segera terwujud nantinya, dengan hasil yang di harapkan oleh rakyat dan mampu mengembalikan keutuhan NKRI seperti sedia kala.

 

via Indonesia Nantikan Hasil Usai Ditutupnya Sidang MK

credit by #913

Takjub! Mural Terowongan Kendal Semakin Memanjakan Mata Masyarakat

Masyarakat yang menyambut positif pengecatan mural yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi di terowongan Jalan Kendal dalam rencana menyambut Hari Ulang Tahun DKI Jakarta ke-492.

“Jadi makin bagus, bisa jadi spot foto instagramable baru di Jakarta,” Imbuh salah seorang pejalan kaki, Rizal ketika ditemui di terowongan Jalan Kendal, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/06/2019).

Rizal menilai, pengecatan mural di terowongan itu semakin memanjakan dan merileksasikan pejalan kaki yang melintas. Corak warna warni yang tersedia dalam goresan-goresan kuas di sisi kanan dan kiri dinding terowongan dapat menjadikan pemandangan yang memanjakan mata masyarakat DKI Jakarta.

Menurut pria yang bekerja sebagai karyawan sebuah perusahaan di kawasan Tosari itu pemilihan terowongan Jalan Kendal sebagai tempat pengecetan mural yang merupakan suatu yang sangat tepat karena lokasi itu hamper setiap harinya dilewati oleh ribuan masyarakat yang beraktivitas di pusat kota.

“Pengguna kereta yang turun atau naik di Stasiun Sudirman lewat terowongan ini. Pengguna MRT (moda raya terpadu) dan Transjakarta juga lewat sini juga, jadi memang sudah pas banget, terowongan ini memang ramai,” bebernya.

Kemudian, seorang masyarakat Jakarta yang bernama Ester menyampaikan, mural-mural yang digambar ialah representasi potret kota Jakarta saat ini. Semacam, adanya MRT dan jembatan penyebrangan orang berdesain unik.

Takjub! Mural Terowongan Kendal Semakin Memanjakan Mata Masyarakat
Takjub! Mural Terowongan Kendal Semakin Memanjakan Mata Masyarakat

“Jadi kota Jakarta yang sudah semakin cantik, tergambar di mural ini,” ucap mahasiswi seorang universitas swasta di Jakarta itu.

Selain itu, karyawati asal Bogor, Maya memiliki harapan yaitu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat lebih banyak menjalankan kegiatan yang sama supaya ibukota menjadi semakin indah dan berwarna.

“Daripada kotor sama coretan enggak jelas, mending digambar seperti ini, jadi lebih bagus,” papar karyawati asal Bogor Maya.

Terlepas hal itu, terowongan Jalan Kendal yang adalah jalur pendestrian mulai dari mural untuk menyambut HUT ke-492 DKI Jakarta.

“Program mural ini salah satunya untuk memeriahkan ulang tahun Jakarta ke-492, tapi sebenarnya semangatnya adalah melibatkan komunitas untuk mempercantik kota gitu kira-kira,” pungkas Anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Pemprov DKI Jakarta Hendriana Werdhaningsih di Jakarta, Kamis (20/06/2019).

Percepatan Pembangunan (TGUPP) Pemprov DKI Jakarta Hendriana Werdhaningsih mengungkapkan bahwa Imural itu mengaitkan sejumlah komunitas berdasarkan profesinya. Terutama Imural yang spesialis membuat mural dan mahasiswa daru perguruan tinggi dalam bidang komunikasi visual.

via Takjub! Mural Terowongan Kendal Semakin Memanjakan Mata Masyarakat

credit by #913

MK Segera Proses Gugatan Permohonan Prabowo-Sandi

Mahkamah Konstitusi (MK) akan meregistrasi permohonan sengketa dari hasil perolehan suara dalam pemilihan umum presiden tahun 2019 (Pilpres 2019) pada hari Selasa tanggal 11 Juni 2019.

“Hari ini permohonan sengketa hasil perolehan suara dalam Pilpres 2019, baru akan diregistrasi,” ucap juru bicara MK Fajar Laksono seperti yang di terima media pada hari Selasa 11 Juni 2019.

Dengan di mulainya tahap registrasi, maka data data permohonan sengketa dugaan kecurangan Pilpres 2019 di nilai oleh MK sudah lengkap serta diap untuk di bawa ke dalam sidang panel yang akan di gelar pada tanggal 14 Juni 2019 yang kaan datang.

Pencatatan permohonan pemohon Buku Perkara Konstitusi untuk Pemilihan Umum Presiden yang di laksanakan pada hari Selasa tanggal 11 Juni 2019 ini, jadi penanda jika proses penyelesaian sengketa hasil pemilihan umum presiden tahun 2019 di MK hingga saat ini sudah memasuki tahap ke empat

MK Segera Proses Gugatan Permohonan Prabowo-Sandi
MK Segera Proses Gugatan Permohonan Prabowo-Sandi

Sebelumnya MK mengumumkan bahwa penanganan perkara Pemilu di MK sendiri terdiri dari sebelas tahap, mulai dari pengajuan permohonan sampai nanti penyerahan salinan putusan.

Sebelas tahap itu di berlakukan berdasarkan Peraturan MK No.5/2018 mengenai tahapan, kegiatan, serta jadwal penangan perkara perselisihan hasil Pemilu.

Adapun tahap pertama ialah pengajuan pemohon yang juga di mulai pada tanggal 22 sampai 24 Mei untuk sengketa Pemilu Presiden. Sementara untuk sengketa Pemilu Legilatif pada tanggal 21 Mei sesudah pengumuman hasil rekapitulasi oleh KPU sampai tanggal 24 Juni.

Setelah pengajuan permohonan, tahap selanjutnya ialah pemeriksaan kelengkapan permohonan peohon lalu di lanjutkan dengan perbaikan kelengkapan permohonan pemohon yang juga merupakan tahap ketiga.

Tahap ke empat ialah pencatatan permohonan pemohon di BTPK (registrasi permohonan). Tahap kelima ialah penyampaian salinan permohonan  juga untuk pemberitahuan sidang yang pertama untuk pihak pemohon, pihak terkait serta untuk Bawaslu.

Sidang pendahuluan sebagai tahap ke enam untuk Pemilihan Umum akan di agendakan di gelar pada tanggal 14 Juni, Pemilu Legislatif pada tanggal 9 Juli hinga tanggal 12 Juli. Setelah tahap pemeriksaan pendahuluan di lalui, pemohon di minta untuk terus menyerahkan perbaikan jawaban juga keterangan untuk sang pihak pemohon.

Sedangkan sidang pemeriksaan sebagai tahap ke delapan, di agendakan pada tanggal 17 Juni untuk pemilihan Umum Presiden serta untuk pemilihan Umum Legislatif yang akan di agendakan pada tanggal 13 Juni sampai tanggal 30 Juni.

 

via MK Segera Proses Gugatan Permohonan Prabowo-Sandi

credit by #913

Kecam Kekerasan Terhadap Wartawan, Lembaga Pers Pakistan Surati Jokowi

Lembaga Pers Pakistan (PPF) mengecam keras kekerasan terhadap wartawan saat kerusuhan dalam aksi penolakan hasil Pemilu pada 21-22 Mei 2019 lalu. Diketahui, saat kerusuhan terjadi wartawan pun mendapat kekerasan dari aparat.

Kecaman tersebut juga disampaikan Sekretaris Jenderal PPF dalam surat yang dikirimkan kepada Presiden Joko Widodo.

“Sekretaris Jenderal PPF Owais Aslam Ali dalam suratnya telah mengecam serangan terhadap jurnalis yang bekerja di garis tugas,” kata PPF dalam keterangan pers yang diterima, Senin (27/5).

Selain itu, Aslam Ali juga mendesak pihak berwenang di Indonesia untuk menyusut tuntas mengenai kekerasan terhadap wartawan tersebut.

“PPF mendesak pihak berwenang untuk segera menyelidiki masalah ini dan menahan para petugas dan pengunjuk rasa yang terlibat di belakang menyerang wartawan,” tegasnya.

Kecam Kekerasan Terhadap Wartawan, Lembaga Pers Pakistan Surati Jokowi (channelrakyat.com)
Kecam Kekerasan Terhadap Wartawan, Lembaga Pers Pakistan Surati Jokowi

Sebelumnya, saat meliput aksi 22 Mei 2019, sejumlah wartawan menjadi korban kekerasan aparat. Menurut verifikasi yang dilakukan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) terdapat setidaknya tujuh orang wartawan yang mengalami kekerasan, intimidasi maupun persekusi.

Mereka adalah Budi Tanjung (Jurnalis CNNIndonesia TV), Ryan (CNNIndonesia.com), Fajar (Jurnalis Radio MNC Trijaya), Fadli Mubarok (Jurnalis Alinea.id), dan dua jurnalis RTV yaitu Intan Bedisa dan Rajaheng Mutiara.

Dalam keterangannya, AJI Jakarta mencontohkan tindakan yang dialami wartawan Transmedia Budi Tanjung yang dipukul di bagian kepala. Selain itu, rekaman video di ponsel miliknya juga dihapus oleh anggota Brimob di depan Gereja Kristen Indonesia (GKI), Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Rabu (22/5) dini hari.

Bukan hanya aparat keamanan, AJI juga menyebut massa aksi juga turut melakukan kekerasan terhadap wartawan yang sedang bertugas. Mereka melakukan persekusi dan merampas peralatan kerja seperti kamera, telepon genggam, dan alat perekam.

Adapun AJI Jakarta, bersama dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers juga telah menyampaikan kecaman atas kejadian-kejadian tersebut. AJI Jakarta dan LBH Pers juga mendesak aparat keamanan dan masyarakat luas untuk menghormati kemerdekaan pers, tanpa ada intimidasi serta menghalangi kerja wartawan di lapangan.

via Kecam Kekerasan Terhadap Wartawan, Lembaga Pers Pakistan Surati Jokowi

credit by #913

Ditemukan Luka Tembak Dari Hasil Autopsi Jasad Harun Al Rasyid

Hasil autopsi terhadap Harun Al Rasyid, remaja 15 tahun yang menjadi korban tewas kerusuhan 22 Mei 2019, telah selesai. Kemudian, dari hasil yang ditemukan terdapat luka tembak di tubuhnya.

Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Brigadir Jenderal Polisi Musyafak menjelaskan, Harun mengalami luka tembak pada bagian lengan kiri atas hingga menembus dada.

“Sudah, hasil autopsinya luka tembak. Itu kita terima dari RS Dharmais dan ada juga yang belum tahu identitasnya alias Mr X. kalau tidak salah tanggal 23 Mei dini hari jam 01:00 WIB kita terima rujukan korban dari RS Dharmais. Sudah dalam kondisi meninggal dunia,” jelas Musyafak saat dikonfirmasi Antara di Jakarta, Kamis.

Namun demikian, Musyafak belum bisa memastikan apakah Harun tewas terkena peluru tajam atau karet. Menurutnya, penelusuran lebih dalam menjadi wewenang pihak Puslabfor Mabes Polri. “Itu yang menentukan bukan kami, tapi Puslabfor,” ungkapnya.

Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Brigadir Jenderal Polisi Musyafak (channelrakyat.com)
Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Brigadir Jenderal Polisi Musyafak

Diketahui, Harun Al Rasyid (15) warga RT 09 RW 10, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat meninggal dunia saat terjadi kerusuhan 22 Mei di Jembatan Slipi Jaya, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (22/5) malam. Harun meninggal setelah nyawanya tidak tertolong saat dibawa ke RS Dharmais, Jakarta Barat.

Adapun, kerusuhan terjadi selama dua hari pada tanggal 21-22 Mei 2019. Pengunjuk rasa menuntut pengusutan kecurangan pemilu 2019 di Bawaslu pada pagi hari namun situasi berubah ricuh pada malam hari hingga pagi keesokan harinya.

Dalam kerusuhan itu setidaknya ada lima titik ricuh pada tanggal 21-22 Mei 2019, yaitu di depan Gedung Bawaslu, Pasar Tanah Abang, Simpang Jalan Agus Salim (Sabang), Jembatan Slipi Jaya dan Petamburan (sekitar kompleks Asrama Brimob).

via Ditemukan Luka Tembak Dari Hasil Autopsi Jasad Harun Al Rasyid

credit by #913

Komnas HAM: Korban Tewas Kekerasan 22 Mei Akibat Peluru Tajam

Korban meninggal akibat peluru tajam dalam kerusuhan 22 Mei mencapai 3-4 orang. Hal tersebut berdasarkan temuan yang telah dikantongi Tim khusus pencari fakta yang dibentuk oleh Komnas Hak Azasi Manusia (HAM).

Anggota Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara mengungkapkan bahwa tim mereka sudah berkeliling menemui keluarga dari korban meninggal dan korban luka-luka di RS Tarakan, RS Budi Kemuliaan, RS Polri, dan RS Cipto Mangunkusumo. Hasilnya, korban meninggal korban akibat peluru tajam berkisar 3-4 orang.

Namun demikian, Beka menekankan bahwa temuan itu belum berarti apa-apa karena masih memerlukan sejumlah verifikasi, salah satunya adalah uji balistik.

“Kami menunggu uji balistik dari kepolisian siapa pemilik peluru tajam ini,” ujarnya.

Komnas HAM: Korban Tewas Kekerasan 22 Mei Akibat Peluru Tajam (channelrakyat.com)
Komnas HAM: Korban Tewas Kekerasan 22 Mei Akibat Peluru Tajam

Nantinya, informasi tersebut akan mereka cocokkan dengan keterangan kepolisian yang secara waktu kejadian membagi dua segmen menjadi demo damai yang berakhir setelah salat tarawih dan kerusuhan yang pecah di atas jam 9 malam pada hari pertama rusuh.

“Itu yang akan kami cocokkan kronologisnya,” ungkap Beka.

Sementara itu, berdasarkan data yang dihimpun Pemprov DKI Jakarta tercatat sebanyak 8 orang korban meninggal dunia. Namun, dari semua korban itu tidak semua berasal dari Jakarta.

via Komnas HAM: Korban Tewas Kekerasan 22 Mei Akibat Peluru Tajam

credit by #913

Pengamat Politik UI: Prabowo Menang Jika Kecurangan TSM Terbukti

Pengamat politik menilai kubu calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno dapat memenangkan gugatan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK). Hal tersebut disampaikan Pengamat politik Universitas Indonesia (UI), Nuim Hidayat.

Nuim mengatakan, tentunya jika data yang disajikan kredibel. Terutama menyangkut dugaan kecurangan secara terstruktur, sistematis dan masif (TSM) dalam pemilu 2019.

“Kubu Prabowo harus dapat membuktikan, misalnya soal keterlibatan aparat sipil negara, polisi dan pihak intelijen dalam pilpres 2019 yang lalu. Mereka yang seharusnya netral, ikut terlibat dalam pertandingan ini, sehingga kontestasi jadi kacau,” ujar Nuim saat dihubungi, Senin (27/5).

Pengamat Politik UI: Prabowo Menang Jika Kecurangan TSM Terbukti (channelrakyat.com)
Pengamat Politik UI: Prabowo Menang Jika Kecurangan TSM Terbukti

Nuim menduga substansi perkara yang akan dikabulkan hakim bukan terletak pada perolehan suara Prabowo-Sandi, melainkan kecurangan TSM yang terjadi selama proses pemilu. Hal itu sesuai dengan UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017.

“Jadi permasalahannya bukan adu kebenaran soal 800 ribu C1, tapi soal kecurangan yang dilakukan mereka baik sebelum, ketika dan setelah pilpres berlangsung. Sekarang tergantung pada nurani sembilan hakim MK itu,” jelas Naim.

Sementara itu di lain pihak, dugaan pelanggaran pemilu yang TSM juga dibongkar oleh Wasekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Achmad Baidowi kepada wartawan.

Achmad Baidowi mengakui adanya pelanggaran TSM sehingga pihaknya (PPP) mengajukan 21 gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) dari berbagai daerah pemilihan (Dapil). Dari 21 gugatan itu yang diajukan, terdiri atas 4 gugatan DPR RI, 4 gugatan DPRD provinsi dan 13 gugatan DPRD kabupaten/kota.

via Pengamat Politik UI: Prabowo Menang Jika Kecurangan TSM Terbukti

credit by #913

Kesaksian Jurnalis: Ternyata Massa Rusuh Orang-Orang Bayaran, Siapa Yang Mengirim?

Saya tidak bisa menulis semua yang saya lihat saat turun di 21-23 Mei dini hari. Dan saya tidak ikut bersama demonstran yang protes ke Bawaslu, saya tidak berpihak.

Saya bertugas sebagai jurnalis untuk INA Agency News, media jaringan dari Jurnalis Islam Bersatu. Semua berita saya di editorkan untuk diterbitkan di media media jaringan Jurnalis Islam Bersatu. Mulai dari Islampos hingga arrahmah.com.

Fakta resmi mengenai apa yang terjadi di lapangan terkait dinamika kerusuhan 21-23 Mei jauh lebih baik dari berita berita resmi yang keluar dari media jaringan JITU. Termasuk Kiblat.net hingga Hidayatullah.com.

Tetapi, dilapangan memang saya menemukan ada orang orang berbisik. “Tugas kita merusuh saja, biar nanti 02 yang disalahkan”.

Kesaksian Jurnalis: Ternyata Massa Rusuh Orang-Orang Bayaran, Siapa Yang Mengirim? (channelrakyat.com)
Kesaksian Jurnalis: Ternyata Massa Rusuh Orang-Orang Bayaran, Siapa Yang Mengirim?

Kuping saya mendengar koordinasi tersebut saat beristirahat di Kemanggisan, berhenti sejenak di Tanah Abang, sampai bergerilya di sekitar Thamrin hingga Cipinang muara. Orang-orang bayaran?

Aksi protes ke Bawaslu, ada aksi damai pada awalnya. Hingga akhirnya pecah kerusuhan. Berita yang mengatakan rakyat menyerang polisi, dapat dipastikan bukan dari peserta aksi damai ke Bawaslu.

Entah darimana datangnya, chaos yang dirakit terstruktur. Masa aksi damai yang sudah bubar lalu muncul masa yang tidak tahu dari mana menyerang polisi.

Polisi kemudian menembakkan gas air mata. Tentu saya melihat polisi juga bingung membedakan mana demonstran dari masa pro 02 dan penyusup yang datang pasca bubarnya aksi. Alhasil banyak sekali gas air mata jatuh tidak pada target dan berdampak mengganggu masyarakat umum.

Masyarakat umum terpancing. Kondisi semakin tidak kondusif. Para provokator, masyarakat membaur. Aparat sudah tidak bisa membedakan mana sipil dan penyusup akhirnya kerusuhan pecah menyebar.

Kesaksian Jurnalis: Ternyata Massa Rusuh Orang-Orang Bayaran, Siapa Yang Mengirim? (channelrakyat.com)
Kesaksian Jurnalis: Ternyata Massa Rusuh Orang-Orang Bayaran, Siapa Yang Mengirim?

Hingga ke Petamburan 3, sebuah gang kecil tempat markas DPP FPI berada disana. Malam pertama gugur satu laskar FPI. Mereka harus menyelamatkan area warga yang diserang aparat.

Efek domino, dari gesekan depan Bawaslu menyebar. Pergeseran dari masa penyusup bergeser menjadi aparat vs FPI. Padahal, awalnya FPI ikut mengawal demonstran 02 dengan damai.

FPI harus menyelamatkan gang Petamburan 3, kampung mereka. Habib Farhan ikut gugur kemudian ada yang tertembak di kepala anak dari gang Petamburan. Catatan ini saya investigasi langsung ke lapangan, saya alhamdulillah bertemu dengan pemimpin laskar FPI, saya disambut ramah.

Tampak lampu lampu gelap gulita, Petamburan 3 begitu tegang. Warga berjaga jaga pada dini hari di tanggal 23 subuh. Petamburan cenderung lebih aman saat saya melihat anggota TNI. Mereka menjaga warga, bekerja sama dengan FPI. Lebih kondusif meski suasana mencekam masih ada.

Kesaksian Jurnalis: Ternyata Massa Rusuh Orang-Orang Bayaran, Siapa Yang Mengirim? (channelrakyat.com)
Kesaksian Jurnalis: Ternyata Massa Rusuh Orang-Orang Bayaran, Siapa Yang Mengirim?

Namun, saat pulang saya diikuti orang tidak dikenal. Saya mampir ke Garasi Hijrah selama satu jam. Setelah kondusif, saya pulang ke Bekasi.

Ditengah jalan saya mampir istirahat di daerah Cipinang muara. Di sebuah kedai kopi, saya pesan minuman. Ada banyak orang ngumpul mau berangkat ke titik kerusuhan di Thamrin. Saya mendengar mereka berkordinasi. Bahasanya sama “yang penting kita bikin rusuh aja, biar nanti 02 yang disalahkan”.

Setelah itu, saya tidak bisa ambil kesimpulan mereka ini darimana. Namun, jumlah mereka lebih dari 100 orang. Saya teringat 3 orang yang tewas di Petamburan, kata pak Gubernur Anies Baswedan yang meninggal ada 6 orang. Ada yang memancing aparat dengan target mengkambing hitamkan FPI.

Dua duanya hanya bertugas. Aparat bertugas menjaga ketertiban masyarakat, FPI mengawal hak konsititusi 02 tanpa ada niat melanggar hukum. Tetapi, siapakah yang mengirim orang orang bayaran ini? Ini pertanyaan yang terus muncul di hati kecil saya.

Ya Allah Jaga Indonesia. Jaga Indonesia Ya Rabb.

 

Oleh: Muhammad Thufail Al Ghifari
(Salah satu founder dari Jurnalis Islam Bersatu)

Ditulis dalam perasaan berduka mendalam atas meninggal Ustad kesayangan Muhammad Arifin Ilham tepat di tanggal 22 Mei 2019.

via Kesaksian Jurnalis: Ternyata Massa Rusuh Orang-Orang Bayaran, Siapa Yang Mengirim?

credit by #913

Tertibkan Massa, Personel TNI Bantu Polisi Di Sekitar Bawaslu

Beberapa personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) membantu petugas kepolisian untuk menertibkan massa yang sebelumnya berkumpul di sekitar Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Jakarta, Jumat (24/5) malam. Massa berkumpul untuk menggelar tabur bunga.

Demikian disampaikan Dandim 0501 Jakarta Pusat, Letkol TNI Inf Wahyu Yudhayana saat ditemui di perempatan Sabang, Jakarta.

“Saya ingatkan beliau-beliau untuk kembali, ini sudah malam dan mungkin melanjutkan ke tempat lain,” ujar Letkol TNI Inf Wahyu Yudhayana.

Wahyu mengaku tidak mengetahui pergerakan selanjutnya dari massa yang sebelumnya berkumpul di sekitar Bawaslu RI, di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat. Mungkin ada yang pulang, ke masjid atau ke rumah perjuangan.

Dandim 0501 Jakarta Pusat, Letkol TNI Inf Wahyu Yudhayana (channelrakyat.com)
Dandim 0501 Jakarta Pusat, Letkol TNI Inf Wahyu Yudhayana

Dikatakan Wahyu, saat ini keamanan sepenuhnya dikendalikan petugas kepolisian. Pihak TNI dalam posisi membantu petugas kepolisian untuk menjaga keamanan.

Namun demikian, Wahyu tidak menjelaskan personel TNI yang terlibat membantu polisi melakukan pengamanan di sekitar kawasan Jalan Thamrin.

“Fokusnya kami bantu ciptakan kondusifitas dan agar penyampaian aspirasi dan kegiatan bisa berjalan baik,” ujarnya.

Sebelumnya, sejumlah orang dari berbagai daerah berkumpul di depan gedung Bawaslu RI. Dalam kesempatan itu, mereka melakukan tabur bunga untuk mengenang mereka yang meninggal dunia dalam unjuk rasa berujung kericuhan pada 22 Mei.

Kemudian, usai melakukan tabur bunga, mereka tampak meninggalkan gedung Bawaslu RI. Namun, ada beberapa di antaranya masih terlihat berkerumun di sekitar perempatan Sabang atau di Jalan Agus Salim, Jakarta Pusat.

via Tertibkan Massa, Personel TNI Bantu Polisi Di Sekitar Bawaslu

credit by #913